1.
Konsep Manajemen Frederick W. Taylor
Frederick W.
Taylor (1856-1915) dikenal sebagai “Bapak manajemen Ilmiah” menyatakan bahwa
manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisis dan
pemecahan masalah dalam organisasi. Taylor menerapkan cara-cara ilmu
pengetahuan dalam memecahkan masalah di perusahaan. Dari hasil penelitian dan
analisanya ditetapkan beberapa prinsip yang menggantikan prinsip lama yaitu
prinsip coba-coba atau yang lebih dikenal dengan sebutan trial and error.
Manajemen ini
merupakan usaha untuk meningkatkan produktifitas para buruh. Dia berpendapat
bahwa pemborosan sering terjadi dalam kegiatan produksi karena para pekerja
banyak membuang waktu yang tidak sedikit akibat kinerja yang tidak efesien.
Taylor juga merupakan seorang manajer dan penasihat perusahaan.
James A.F.
Stoner dalam buku manajemen (1995:34) mengatakan bahwa Frederick W. taylor
mendasarkan filosofinya dalam empat prinsip untuk mencapai efisiensi sebagai
berikut :
1. Pengembangan manajemen Ilmiah sebenarnya,
jadi setiap metode terbaik untuk melaksanakan setiap tugas dapat ditentukan.
2. Seleksi ilmiah para pekerja, sehingga para
pekerja akan diberi tanggung jawab yang paling cocok dengan kemampuanya.
3. Pendidikan dan pengembangan karyawan secara
ilmiah.
4. Kerjasama yang baik antar manajemen dan
tenaga manajemen.
Taylor berpendapat
bahwa untuk dapat sukses dengan prinsip ini memerlukan ‘revolusi mental yang
lengkap” pada pihak manajemen dan tenaga kerja. Kdeua belah pihak jangan
bertengkar mengenai lab, melainkan berusaha meningkatkan produksi. Dengan
demikian dia percaya bahwa laba akan naik sampai mencapai titik yang
menyebabkan tenaga kerja dan manajemen tidak perlu lagi berjuang untuk itu.
Singkatnya Taylor percaya bahwa manajemen dan tenaga kerja memiliki kepentingan
bersama dalam meningkatkan produktivitas.
Taylor mendasarkan
sistem manajemen pada studi waktu lini produksi. Bukanya mendasarkan pada
metode kerja tradisional. Dia menganalisis danmengukur waktu gerakan pekerja
baja dari satu seri pekerjaan. Menggunakan studi waktu sebagai dasarnya, dia
memecah setiap pekerjaanmenjadi komponen-komponennya dan mendesain metode
tercepat dan paling baik untuk melaksanakan setiap komponen. Dengan cara ini
dia menetapkan berapa banyak seorang pekerja harus mampu mengerjakan dengan
peralatan dan material yang ada ditangan. Dia juga mendorong para majikan untuk
membayar pekerja yang lebih produkstif dengan upah yang lebih tinggi dari pada
yang lain, menggunakan tarif “yang tepat secara ilmiah” yang akan menguntungkan
perusahaan maupun pekerja. Jadi para pekerja didorong untuk melewati standar
prestasi kerjanya yang terdahulu untuk memperoleh upah yang lebih tinggi.
Taylor menyebut dengan sistem tarip berbeda
Kontribusi teori
manajemen ilmiah
Dalam
perjalanannya perusahaan yang dijalankan oleh Taylor menghasilkan produk yang
lebih cepat dari pada yang pernah dibayangkan oleh Taylor. “keajaiban” produksi
ini hanya salah satu warisan dari manajemen ilmiah. Sebagai tambahan, bahwa
teknik manajemen efesiensi ini telah diterapkan pada berbagai tugas dalam
organisasi non industri, jasa makan siap sajisampai pelatihan untuk doklter
bedah.
Keterbatasan teori
manajemen ilmiah
James A.F.
Stoner dalam buku manajemen (1995:34) mengatakan bahwa walaupun Taylor
menyebabkan kenaikan dramatik dalam produktivitas dan upah yang lebih tinggi
dalam sejumlah kasus, para peklerja dan serikat pekerja mulai menentang
pendekatan taylor karena mereka takut bekerja lebih berat dan lebih cepat akan
membuat lelah pekerjaan apapun, yang menyebabkan pekerja yang bersangkutan
dirumahkan.
Lebih lanjut,
sistem Taylor jelas berarti bahwa waktu amat penting. Para pengkritiknya
menolak kondisi “mempercepat” yang diterapkan dengan tekanan secara berlebihan
pada pekerja untuk berprestasi semakin lama semakin cepat. Penekanan pada
produktivitas dan kalau diperluas, kemampuan menghasilkan laba membuat beberapa
orang manajer mengeksploitasi perkeja dan pelanggan. Sebagai hasilnya, lebih
banyak yang pekerja bergadbung dengan serikat pekerja dan dengan demikian
memperkuat pola kecurigaan dan tidak mempercayai yang membayangi hubungan
tenaga kerja-manajemen selama beberapa dekade.
2. Konsep Manajemen Henry Fayol
Manajemen
ilmiah memikirkan cara meningkatkan produktifitas kerja di pabrik dan individu
pekerja. Sedangkan teori organisasi klasik menumbuhkan kebutuhan untuk
menemukan pedoman pengelolaan organisasi kompleks. Teroi organisasi klasik di
sampaikan oleh Henry Fayol (1841-1925) merupakan seorang industrialis yang
berasal dari perancis. Ia melihat bahwa perusahaan tambang tempatnya berkarya
nyaris mengalami kehancuran karena kekurang mampuan para manajer ketika menjadi
manajer puncak, masalah manajerial menjadi prioritas utama (siagian, 1994:38).
Henry Fayol
pada umumnya dikenal dengan penemu aliran manajemen klasik, ini bukan karena
dia adalah orang pertama yang menemukan tingkah laku manajerial, namun karena
dia orang pertama yang membuatnya menjadi sistematik. Fayol percaya bahwa
praktek manajemen yang mantap mempunyai pola tertentu yang dapat diidentifikasi
dan di analisis. Dari pemahan dasar ini dia membantu membuat rancangan untuk
doktrin menajamen yang kompak, salah satu yang masih tetap memiliki kekuatan
sampai saat ini.
Dengan
keyakinannya dalam metode ilmiah, Fayol serupa dengan Taylor. Kalu Taylor pada
dasarnya memikirkan fungsi organisasi, Fayol menitikberatkan pada total
organisasi dan memusatkan pada manajemen
yang menurut dia merupakan hal yang paling diabaikan dalam operasi bisnis.
Dalam hal ini Fayol mengemukakan
prinsip manajemen antara lain :
1. Pembagian
kerja
Semakin seorang
menjadi spesialis,semakin efesien mereka dapat mengerjakan tugasnya. Lini
perakitan modern dapat menjadi contoh dalam penerapan sistem ini.
2. Wewenang
Manajer harus memberikan perintah sehingga tugas selesai. Walaupun
wewenang formasl membernarkan mereka memberi perintah, manajer tidak selalu
memaksa kepatuhan kecuali mereka juga mempunyai wewenang pribadi (seperti
pengalaman yang relevan)
3. Disiplin
Anggota dari
organisasi perlu menghormati peraturan dan persetujuan yang mengatur
organisasi. Bagi Fayol disiplin berasarl dari kepemimpinan yang baik pada semua
tingkat dari organisasi, persetujuan yang adil,(seperti memberkali untuk
menghargai prestasi superior), dan penerapan sanksi yang bijaksana bagi
pelanggan
4. Kesatuan
Perintah
Setiap
pekerja harus menerima instruksi hanya dari satu orang. Fayol percaya bahwa
kalau seseorang karyawan menjadi bawahan dari beberapa orang manajer, akan
terjadi konflik dalam instruksi dan kekacauan dari wewenang
5. Kesatuan
dalam Pengarahan
Operasi dalam
organisasi yang mempunyai obyektif sama harus diarahkan hanya oelh seorang
manajer menggunakan satu rencan. Misalnya departemen personalia dalam sebuah
perusahaan tidak boleh mempunyai dua orang direktur, masing-masing dengan
kebijakan pmerekrut yang berbeda.
6. Kepentingan
individual dibawah kepentingan umum
Dalam keadaan
apapun kepentingan pribadi karyawan tidak boleh didahulukan dari kepentingan
perusahaan.
7. Balas
jasa
Kompensasi untuk
pekerjaan yang dilakukan harus adil bagi karyawan dan majikan.
8. Sentralisasi
Mengurangi peraan
bawahan dalam pembuatan keputusan adalah sentralisai, meningkatkan peranan
mereka adalah desentralisasi. Fayol percaya bahwa manajer harus mempertahankan
tanggung jawab akhir, tapi pada saat yang sama harus memberikan wewenang yang
cukup kepada bawahanuntuk mengerjakan tugasnya dengan baik. Masalahnya adalah
menemukan seberapa jauh sentralisasi dalam setiap kasus.
9. Rantai
scalar/garis wewenang/hirarki
Garis
wewenang dalam sebuah organisasi (sekaranag seringkali digambarkan dengan rapi
berupa kotak-kotak dan garis dari bagan organisasi) berjalan menurut peringkat
dari manajemen puncak ke tingkat paling bawah dari perusahaan.
10. Susunan
Material dan
orang harus berbeda ditempat yang tepat pada waktu yang tepat. Orang, terutama
harus pada pekerjaan atau posisi yang paling cocok baginya.
11. Keadilan
Manajer harus
bersahabat dan adil dengan bawahanya.
12. Stabilitas
staf organisasi
Banyaknya
karyawan yang keluar mengungkapkan fungsi efisiensi dari sebuah organisasi.
13. Inisiatif
Bawahan harus
diberi kebebasan untuk memikirkan dan melaksanakan rencana mereka walaupun
beberapa kesalahan mungkin terjadi.
14. Semangat
korps
Mempromosikan
semangat tim akan memberikan rasa kesatuan pada organisasi. Bagi Fayol yang
kecilpun harus membantu mengembangkan semangat. Dia menyarankan misalnya,
penggunaan komunikasi verbal sebagai ganti dari komunikasi formal tertulis
kalau mungkin
Dari 14
prinsip manajemen yang menurut Fayol “paling harus diterapkan”, karena sebelum
Fayol para pakar pendapat bahwa manajer itu dilahirkan bukan dibentuk, tapi
Fayol mengajarkan bahwa manajemen adalah suatu ketrampilan seperti yang lain,
sesuatu yang yang dapat diajarkan kalau prinsip dasarnya dipahami.
lake atas bantuan bapa, moga sukses? sampari kambu
BalasHapus