Rabu, 27 Maret 2013

Study Kasus : "Penerapan Manajemen pada Bidang Retail di Alfamart"


TUGAS
PENGANTAR
MANAJEMEN


Disusunoleh :
Lela  Nurlela
NPM : 12213110713
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS IBN KHALDUN
2013


ii KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillaahirabbil’alaamiin, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah Subhana WaTa’ala, Dzat Yang Maha Agung, atas limpahan rahmat, karunia dan hidayahnya sehingga penulis diberikan kesempatan dalam melalui salah satu proses dalam kehidupan ini.
Sebuah study kasus yang termuat dalam tulisan yang serba memiliki kekurangan ini melambangkan semangat yang tinggi untuk selalu berkeinginan menciptakan sesuatu yang berguna bagi kehidupan, serta sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Pengantar Manajemen.
Sebagai penutup dan harapan bagi kami, semoga study kasus kami ini dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan. Kami akan senang sekali bila study kasus kami dapat berguna bagi semua pihak. Dan penutup dari kami dalam kata pengantar kami ini, terutama bagi kami penulis bahwa segala kesalahan di sepanjang tulisan ini mutlak spenuhnya berasal dari kealpaan kami penulis dan semua kebenaran semata – mata hanya milik Sang Maha Benar, Allah S.W.T.

Bogor, Maret 2013


Penulis











iii DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1
       A.  LATAR BELAKANG ..............................................................................................1
       B. IDENTIFIKASI MASALAH .................................................................................... 2
       C. TUJUAN PENELITIAN.......................................................................................... 2
       D. METODE PENELITIAN.. ...................................................................................... 2
BAB II TUJUAN OBJEK STUDY KASUS...........…………….............................................3
       A.  PROFIL PERUSAHAAN. ......................................................................................3
       B.  VISI, MISI DAN BUDAYA......................................................................................4
       C.  STRUKTUR ORGANISASI..................………………………………………........5-7
BAB III PEMBAHASAN …………………………................................................................8
      A. PENERAPAN MANAJEMEN DI BIDANG RETAIL DI ALFAMART.....................8-10
BAB IV PENUTUP……………………… ..........................................................................11
      A. KESIMPULAN .......................................................................................................11
      B. SARAN ..................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................12





BAB 1
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Semakin banyak perusahaan menawarkan produk barang dan jasa maka konsumen  memiliki pilihan yang banyak, dengan demikian kekuatan tawar menawar konsumen semakin besar oleh karena itu, perusahaan harus mengetahui apa kebutuhan dan keinginan konsumen, kemudian berusaha untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut hasil pemasaran suatu perusahaan dapat dijadikan sebagai salah satu alat untuk maju dan mundurnya perusahaan. harapanya pelanggan diyakini mempunyai peranan yang besar menentukan kualitas produk dan kepuasaan pelanggan, penelitian ini memilih Alfamart sebagai obyek penelitian karena konsep  perdagangan eceran yang diciptakan oleh Alfamart yang dirancang untuk memuaskan para konsumen ditambah dengan fasilitas-fasilitas pelengkap seperti tenant, parkir gratis bahkan adanya diskon berbelanja dengan menggunakan kartu aku, maka Alfamart benar-benar merupakan suatu alternative tempat berbelanja keluarga.
SURANTO dan ANAND MIFTACHUR RIZA (2005) dalam konteks kepuasaan pellanggan tentang apa yang akan diterimanya.dengan demikian harapan pelangan yang melatar belakangi mengapa dua organisasi bisnis yang berbeda oleh pelanganya dirumuskan factor apa yang membedakan perilaku dalam membeli.
                Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan study kasus yang berjudul :  
“ Penerapan Manajemen pada Bidang Retail di Alfamart “












B.      Identifikasi Masalah

Masalah-masalah pokok yang dibahas dalam penelitian ini adalah :
1.       Apakah prinsip-prinsip manajemen diterapkan pada karyawan Alfamart?
2.       Bagaimana cara untuk menerapkan manajemen untuk mencapai kualitas kerja di bidang retail?

C.      Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan penulis ini adalah agar bias bermanfaat bagi penulis dan pembaca dengan adanya tugas riset ke instansi kepihak swasta diharapkan mahasiswa dapat mengimplementasikan kedalam dunia usaha pada saat selesai study nanti serta dapat menambah pengalaman dan pengetahuan yang setidaknya untuk kami ataupun rekan-rekan kami. Ini merupakan kesempatan untuk mendapatkan kesempatan untuk melakukkan riset pembelajaran kami di perusahaan swasta.
D.      Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode penelusuran langsung kesuatu perusahan suatu cabang alfamart, metode pengumpulan makalah ini dari websait alfamart dan situs-situs di internet seperti google.com. Menurut Penulis dari ketiga itu sudah cukup untuk bahan-bahan pembuatan suatu makalah.














BAB II
TINJAUAN OBJEK STUDY KASUS
A.      Profil  Perusahaan
Alfamart adalah sebuah brand minimarket peyediaan kebutuhan hidup sehari-hari oleh PT. Sumber Alfaria Trijaya,tbk. Pada tahun 1989 merupakan awal berdirinya Alfamart,dengan mulainya usaha dagang rokok dan barang –barang konsumsi oleh DJOKO SUSANTO dan keluarga yang kemudian mayoritas kepemilikanya dijual kepada PT.HM Sampoerna pada tahun 1989. Pada tahun 1994 struktur kepemilikan berubah menjadi (70%) dimiliki oleh PT.HM Sampoerna tbk dan (30%) dimiliki oleh PT. Sigmantara Alfindo (keluarga Djoko Susanto).
PT.Alfa Minimart Utama (AMU) didirikan pada tanggal 27 Juli 1999, dengan pemegang saham PT.Alfa Retailindo,tbk sebesar (51%) dan PT.Lancar Distrindo sebesar sebesar (49%), PT.Alfa Minimart Utama (AMU) ini kemudian membuka Alfa Minimart pada tanggal 18 Oktober 1999 berlokasi Jalan Beringin Raya, Karawaci, Tangerang.
Pada tanggal 27 Juli 2002, PT HM Sampoerna tbk secara resmi merestrukturisasi kepemilikanya sahamnya di PT.Alfa Retailindo yang semula (54,40%) dikurangi menjadi (23,4%) disisi lain, perusahaan rokok terbesar kedua di Indonesia akan mulai mengarap serius pasar minimarket yang selama ini belum tergarap melalui Alfa.
Pada tanggal 1 Agustus 2002, kepemilikan beralih ke PT. Sumber Alfaria Trijaya dengan pemegang saham PT. HM Sampoerna,tbk sebesar (70%) dan Sigmantara Alfindo sebesar (30%) kemudian nama Alfa Minimart diganti menjadi Alfamart pada 1 Januari 2003. Pada tahun 2005 jumlah gerai Alfamart bertumbuh pesat menjadi 1.293 gerai hanya dalam 6 tahun semua toko berada di Pulau Jawa.
Awal  tahun 2006 PT. HM Sampoerna, tbk menjual sahamnya, sehingga struktur kepemilikan menjadi PT. Sigmantara Alfindo (60%)dan PT. Cakrawala Mulia Prima (40%) mendapat sertifikat Iso 9001:2000 untuk “System Manajemen Mutu”
Petengahan 2007 Alfamart, sebagai jarang minimarket pertama diindonesia yang memperoleh sertifikat Iso 9001:2000 untuk system manajemen mutu. Jumlah gerai mencapai 2000 toko dan telah memasuki pasar Lampung.
Awal 2009 menjadi perusahaan public tgl 15 Januari 2009 dibursa efek Indonesia disertai dengan penambahan jumlah gerai mencapai 3000 toko dan juga memasuki pasar Bali. 
Jumlah Alfamart bertumbuh pesat hingga Mei 2011, jumlah gerai alfa sebanyak 4000 unit gerai, jumlah gerai sebelumnya menargetkan bisa membuka 600 gerai.  Alfamart memiliki total gerai sebanyak 6.585 gerai per 30 September 2012, kemudian akan mengembangkan pembukaan di beberapa wilayah Indonesia Timur.

B.      VISI, MISI DAN BUDAYA

-          VISI
Menjadi jaringan distribusi retail terkemuka yang memiliki oleh masyarakat luas berorientasi kepada pemberdayaan usaha kecil, memenuhi kebutuhan, harapan konsumen, serta mampu bersaing global.
-          Misi
1.   Memberikan kepuasan pada pellanggan / konsumen dengan berfokus pada  produk pelayanan yang berkwalitas unggul.
2.   Selalu menjadi yang terbaik  dalam segala hal yang dilakukkan dan selalu menegakkan tingkah laku/etika bisnis yang tertinggi.
3.   Ikut berpartisipasi dalam membangun negara dengan menumbuh-kembangkan jiwa wisatawan dan kemitrausahan.
4.   Membangun organisasi global yang terpercaya,tersehat dan terus bertumbuh dan bermanfaat bagi pelanggan,pemasok,karyawan,pemegang saham dan masyarakat umum.

-          Budaya 2i &3k

1.       Integritas tinggi
2.       Inovasi untuk kemajuan lebih baik.
3.       Kualitas & produktivitas yang lebih tinggi.
4.       Kerjasama team.
5.       Kepuasan pelanggan melalui standar pelayanan yang baik.

-          Motto :

“ Belanja Puas Harga Pas”







C.      STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Tugas  masing-masing dari struktur organisasi:

1  BOARD OF COMMISIONERS

a.       Melakukan pengawasan atas jalanya dan memberikan nasihat kepada direktur.
b.      Dalam melakukkan tugas dewan direksi pada kepentingan perusahan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan.
c.       Kewengan khusus dewan komisaris bahwa dewan komisaris dapat diamatkan dalam anggaran dasar untuk melaksanakkan tugas-tugas tertentu direktur.
d.      Membuat risalah rapat dewan komisaris dan meyimpan salinan rapat.
e.      Melaporkan kepada perusahaan kepada kepemilikan pengawasan yang telah dilakukan.
f.        Memberikan laporan tentang tugas-tugas pengawasan yang telah dilakukkan.

2.       AUDIT COMMITE

a.       Melakukan penelaan terhadap informasi keuangan yang diterbitkan.
b.      Penelaan atas ketaatan perusahaan terhadap undang-undang di bidang pasar modal dan di bidang lain yang relevan.
c.       Melakukkan penelaan terhadap indepedensi dan objektivitas akutan public.
d.      Penelaan terhadap kecukupan pemeriksaan yang dilakukkan oleh  public untuk memastikan semua resiko yang penting telah dipertimbangkan.
e.      Melakkukan juga terdapat pengaduan yang terdapat yang berkaitan dengan perusahaan.

3.       BOARD OF DIRECTORS

a.       Memipin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan.
b.      Memilih, menetapkan, mengawasi tugas-tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer).
c.       Meyetujui anggaran tahunan perusahan.









4.       CORPORATE AUDIT

a.       Meyediakan penipuan deteksi, invertigasi dan pengalaman forensic akutansi dan keahlian untuk program monitoring.
b.      Mengembangkan dan menetapkan prosedur investigasi dengan tren yang tidak biasa atau pola dan anomaly untuk disposisi.
c.       Berinteraksi dengan manajer senior.
d.      Mendokumentasi kertas dan hasil audit & kelibatan konsultan.

5.       CORPORATE LEGAL

a.       Mengurusi urusan rups dan perubahan anggaran.
b.      Mereview usulan pembuatan/ perubahan SOP.
c.       Mengawal ketentuan dan peraturan baru.

6.       OPERATION

a.       Mengawasi kegiatan operasi.
b.      Mengawasi keberadaan serta kondisi mesin dan peralatan.
c.       Membuat produk yang dipesan.
d.      Membuat keputusan harian sehubung dengan kegiatan di Alfamart.

7.       MARKETING

a.       Bertanggung jawab terhadap bagian pemasaran.
b.       Bertanggung jawab terhadap peroleh hasil penjual dan pengguna dan promosi.
c.       Sebagai kordinator manajer produk dan manger penjualan.
d.      Membuat laporan pemasaran kepada direksi.

8.       MERCHANDISING

a.       Memajang/ mendisplay dan menata produk .
b.      Menjaga kebersihan produk dan pajangan.
c.       Menjalankan semua program promosi perusahaan.
d.      Menjalankan tugas kunjungan sesuai dan rencana kerja.

9.       PROPERTY DEVELOPMENT

a.       Mengkordinasikan kegiatan pengendalian property dan lingkungan di wilayah usaha perusahaan dan lingkunganya.
b.      Meyelenggarakan pengelolahan data dan peyimpanan dokumen asli property.
c.       Meyiapkan laporan kegiatan divisi secara benar dan tepat waktu.



10.   IT

a.       Bertanggung jawab memelihara system jaringan.
b.      Mengoptimalisasi perangkat it atau server yang ada di alfamart.

11.   FINANCE

a.       Membuat, memeriksa dan mengarsip faktur, nota supplier, laporan untuk memastikan status utang piutang.
b.      Membuat , mencetak tagihan dan surat tagihan untuk memastikan tagihan terkirim kepada pelanggan dengan benar dan tepat waktu.
c.       Menerima memeriksa tagihan dari vendor dan membuat rekapanya untuk memastikan pembayaran terkirim tepat waktu.

12.   HUMAN CAPITAL

a.       Memperbaiki dan memperhatikan mutu karyawan.
b.      Meyediakan tenaga yang ahli dan sesuai dengan bidangnya masing-masing.

13.   COPORATE DEVELOPMENT

a.       Bertugas merencanakan, merancang dan meyajikan presentasi yang menarik dan proposal untuk pendekatan bisnis baru.
b.      Memberikan bantuan monitoring kepada pejabat fundraising perusahaan.

14.   FRANCHISE

a.       Menyediakan tempat usaha dan modal sejumlah tertentu bergantung pada sejumlah tertentu bergantung pada jenis waralaba yang akan dibeli.
b.      Menjaga image produk waralaba.

15.   CORPORATE AKHIR.

a.       Bertanggung jawab untuk semua komunikasi internal dan eksternal.
b.      Mengurus hal-hal seperti buletin karyawan, laporan bisnis tahun siaran pers.





BAB III
PEMBAHASAN
A.      Penerapan Manajemen di Bidang Retail
Penerapan manajemen kualitas berfokus pada pelanggan di mini market Alfamart dilaksankan secara serentak di semua toko, sistematis dan terstruktur. Seluruh aktifitas yang terkait dengan rencana peningkatan kualitas di terjemahkan secara rapi dan terdokumentasi. Seluruh karyawan terlibat untuk mensukseskan rencana yang telah disusun selama satu tahun sesuai tema yang ditetapkan oleh kebijakan dari PT. Sumber Alfa Trijaya. Kebijakan pusat diterjemahkan kembali oleh Distribution Center (DC) yang membina kordinator wilayah, dimana setiap koordinator wilayah membawahi sepuluh toko yang menjadi binaannya. Di tingkat toko dipimpin oleh seorang pejabat toko dalam hal ini bisa dipimpin oleh Chief of Store dan Assisten Chief of Store. Hubungan komunkasi ini dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan kunjungan langsung koordinator wilayah ke toko-toko setiap dua sampai tiga kali dalam satu minggu.
Tema Alfamart pada tahun 2013 yaitu
“ Jadikan Pelayanan sebagai Strategi untuk Memenangkan Persaingan”.
 Tema ini diturunkan kembali kedalam fokus kerja tahun 2013, diantaranya :
1.       Greeting
2.       Full Display
3.       Fokus Promo ( PDM, Big Event )


a.       Kepemimpinan dan Keterlibatan Karyawan
Kepemimpinan sebagai bagian penting dalam organisasi yang akan menggerakkan aktifitas personil dibawahnya. Kepemimpinan efektif dibangun berdasar wewenang dan tugas yang telah dimandatkannya dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Kepemimpinan di Alfamart dikordinatori oleh pejabat toko (Chief of Store dan Assisten Chief of Store). Pejabat toko ini bertanggung jawab terhadap jalannya toko dan mewakili toko dalam rapat di tingkat wilayah.
Kepemimpinan yang efektif dapat dilihat dari komitmen yang menyertainya. Komitmen ini akan menjadi semangat karyawan dibawahnya untuk ikut juga berprestasi. Alat ukur bagi keberhasilan kepemimpinan dan komitmen karyawan dapat dilihat dari hasil penjualan toko tersebut, diantaranya adalah Sales perday (SPD), Struk perday (STD) dan Average purchase customer (APC).  Ketiga komponen, agar seluruh karyawan dapat melihat untuk kemudian dijadikan bahan untuk pelaksanaan evaluasi selanjutnya.


b.      Stock Opname
Pengadaan produk sebagai salah satu strategi untuk menjaga ketersediaan produk dari waktu ke waktu dalam jumlah yang cukup. Jika produk yang dicari konsumen tidak ada atau habis akan menyebabkan konsumen kecewa dan dikhawatirkan akan beralih ke toko yang lain. Proses stock opname dalam rangka mencapai tujuan dimaksud. Pelaksanaan stock opname di toko Alfamart terbagi kedalam beberapa bagian, stock opname parsial, stock opname grand, stock opname H+7 setelah GO dan proses adjust.
Stock opname (SO) parsial yaitu proses pendataan dan penghitungan barang dalam partai tertentu atau beberapa rak tertentu. SO ini dilakukan setiap hari sesuai jadwal SO yang ditentukan oleh pihak IT. SO tersebut menggunakan alat PDA untuk menghitung jumlah barang yang di SO.
SO grand yaitu SO yang dilakukan secara keseluruhan pada semua jenis barang dan semua rak secara bersama oleh seluruh karyawan setiap bulan. Pada umumnya toko yang melakukan So Grand adalah toko yang tidak mempunyai alat PDA.  Pelaksanaan SO ini biasanya dilakukan malam hari sampai dengan pagi hari sampai toko akan menjelang buka telah selesai dilaksanakan.
Selesai pelaksanaan SO, baik parsial maupun grand selanjutnya dilakukan pencocokan barang antar yang real dengan yang tercatat dalam data base komputer toko. Jika terjadi perselisihan nilai antara quantity fisik dan quantity on hand, selanjutnya diseimbangkan nilainya pada posisi nol. Report ini selanjutnya dikirim ke Distribution Center (DC) untuk keperluan pemesanan barang pada toko tersebut.
Pelaksanaan SO juga dilakukan untuk mengetahui barang atau item yang masuk kategori barang terlaris (fast moving) dan barang kategori lambat penjualannya (slow moving). Diketahuinya jenis barang untuk dijadikan dasar untuk melaksanakan promosi terhadap barang yang masuk kategori slow moving melalui promosi produk 2 minggu atau program lainnya yang secara substansi sama.

c.       Pelatihan dan Pengembangan
Karyawan sebagai aktor terpenting dalam kesuksesan bisnis eceran. Karyawan yang tanggap, terampil dan cekatan secara langsung dapat mengoptimalkan layanan yang diberikan oleh sebuah toko. Karyawan Alfamart mendapat perbekalan pengetahuan dan praktek di dalam toko sejak diterima menjadi karyawan.  Pada saat sebelum bekerja karyawan diberikan pelatiha selama satu minggu menurut kriteria posisi yang dipegangnya. Materi yang diberikan secara umum oleh semua karyawan adalah standar prosedur pelayanan prima di toko, materi pelaksanaan operasional SO, penanganan keluhan konsumen dan materi lainnya.
Khusus untuk kasir diberikan materi kecantikan (beauty class). Seiring perjalanan waktu, pelayanan toko akan mengalami perubahan seiring dengan perubahan segmen pasar, perilaku konsumen dan perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu program pelatihan dan pengembangan karyawan terus dilakukan secara berkala setiap bulan secara bergantian tergantung dari materi pelatihan.
d.      Pertemuan Evaluasi
Pertemuan atau rapat menjadi sarana komunikasi yang efektif antar seluruh personil toko, dari mulai masalah penjualan sampai dengan peningkata kinerja karyawan mengenai tugas dan tanggung jawabnya sampai dengan arena untuk membahas program promosi yang akan dijalankan oleh toko.
Hasil evaluasi biasanya dapat diketahui tentang keefektifan karyawan dan juga kinerja toko dalam volume penjualannya. Untuk itu karyawan selalu bekerjasama memperbaiki kinerjanya dan toko yang dikelola agar dapat terhindar dari predikat toko dalam pengawasan oleh koordinator wilayahnya. Agenda pertemuan evaluasi dilakukan setiap hari pada saat toko akan buka dipagi hari dan siang hari ketika terjadi pergantian shift masuk kerja.
e.      Perhatian yang Besar terhadap Pelanggan
Layanan di toko Alfamart berfokus pada pelanggan. Karena itu pelanggan lebih tepat diistilahkan sebagai ”Raja” yang harus dilayani secara maksimal. Ada beberapa feature yang diberikan kepada konsumen diantaranya adalah diberikan kartu keanggotaan Alfamart (disebut Kartu AKU). Kartu Aku ini diberikan kepada setiap pelanggan dengan banyak sekali manfaat yang menyertainya. Manfaat tersebut diantaranya adalah diberikan reward untuk diikutsertakan pada program promosi toko.
f.        Implementasi ISO 9001 : 2000
Pada tahun 2006 Alfamart bertekad akan mendapatkan sertifikasi manajemen kualitas formal yang pertama yang belum dilakukan oleh mini market lain sejenis. Keinginan tersebut sudah dimasukkan kedalam agenda kerja dan sejalan dengan visi PT. Sumber Alfaria Trijaya, dimana seluruh toko terlibat didalamnya. Tahap implementasi sampai dengan didapatkannya sertifikat dari lembaga audit bukanlah pekerjaan yang mudah, tapi juga bukanlah sesuatu yang sulit. Dikatakan tidak sulit, karena penerapan manajemen kualitas telah terlaksana dengan baik secara terdokumentasi dan prosedur layanan toko ke konsumen telah berjalan baik.
Dukungan seluruh departemen yang terkait dengan bidang operasional terlibat dengan seluruh personil toko. Berikut akan disampaikan target yang diberikan oleh seluruh personil toko dalam rangka memuluskan proses implementasi ISO 9001:2000, diantaranya meliputi :
1.       Karyawan selalu menghapalkan kebijakan mutu
 ” Alfamart selalu siap memberikan kepuasan berbelanja dengan harga pas”.

2.       Karyawan mengetahui sasaran mutu.
-        Kepuasan Berbelanja
-        Kenyamanan Berbelanja
-        Kualitas Barang Dagangan
-        Harga Pas


BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan

Alfamart telah menerapkan manajemen yang sesuai dengan visi, misi dan tujuan dalam menghadapi persaingan dibidang retail. Pelayanan yang ramah, tempat yang bersih  harga terjangkau produk sehari hari serta penetapan lokasi yang sangat strategis merupakan kunci keberhasilan Alfamart. Keunggulan Alfamart dalam dan nyaman, penentuan harga suatu produk berdasar momen tertentu juga menarik perhatian para konsumen. Salah satunya memberlakukan diskon-diskon pada bulan tertentu.

Dalam penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia dan operasi serta penambahan bahan baku, Alfamart juga selalu menambah sumber daya manusia baru apabila gerai baru dibuka. Namun seluruh manajemen sumber daya manusia dilakukan secara terpusat di manajemen pusat Alfamart. Pengusaha terwaralaba hanya menerima keuntungan tanpa menjalani sendiri proses operasi karena semua implementasi manajemen dilakukan terpusat.

B.      Saran

Penulis mencoba memberi beberapa saran untuk perusahaan – perusahaan yang bergelut di bidang retail agar tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan dapat tercapai. Berikut saran yang Penulis berikan :

1.                  Perusahaan harus dapat memadukan sumber daya yang tersedia sehingga menjadi barang lain yang lebih berguna.
2.                  Penjualan barang harus dilakukan dengan cara efektif dan efisien.
3.                  Perusahaan juga harus melakukan kegiatan pengendalian atau pengawasan pada setiap tahap – tahap kegiatan ekonomi.
4.                  Perusahaan harus dapat mengambil keputusan yang baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.






Jumat, 15 Maret 2013

Kualifiasi Manager


Kualifikasi Manager

Menjadi manager merupakan suatu tanggung jaab yang besar, mengingat banyaknya hal yang harus di miliki. Berdasarkan buku “Effective Sales Management” oleh John Strafford & Colin Grant maka dapat di simpulkan terdapat beberapa syarat yang harus dimiliki seorang manager, yaitu :

1.       Kemauan untuk menjadi seorang Manager.

2.       Memiliki kemampuan memimpin dan memotivasi orang lain.

3.       Terorganisir dan mampu membuat perencanaan dengan baik.

4.       Memiliki kemampuan dalam pengawasan/control serta tugas-tugas administrasi.

5.       Memahami masalah keuangan dengan baik (pengeluaran,pemasukan, efisiensi dan efektifitas)

6.       Memiliki keahlian dalam bidang rekrut, training, motivasi dan pengembangan orang - orang dalam team.

7.       Menguasai dan mengikuti perkembangan teknologi.

8.       Memiliki stamina diatas rata-rata (mampu bekerja lebih lama dan lebih keras dibanding sebelum menjadi manajer).

9.       Memiliki kondisi kesehatan prima.

10.   Memiliki tingkat antusiasme dan integritas tinggi.

11.   Menyadari adanya resiko jabatan (kuantitas waktu untuk keluarga lebih sedikit).

12.   Komitmen tinggi untuk menjadi Manager yang sukses.

Kamis, 14 Maret 2013

Manajemen Ilmiah dan Manajemen Klasik ( F.W Taylor dan Hendry Fayol)


1.   Konsep Manajemen Frederick W. Taylor
Frederick W. Taylor (1856-1915) dikenal sebagai “Bapak manajemen Ilmiah” menyatakan bahwa manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisis dan pemecahan masalah dalam organisasi. Taylor menerapkan cara-cara ilmu pengetahuan dalam memecahkan masalah di perusahaan. Dari hasil penelitian dan analisanya ditetapkan beberapa prinsip yang menggantikan prinsip lama yaitu prinsip coba-coba atau yang lebih dikenal dengan sebutan trial and error.
Manajemen ini merupakan usaha untuk meningkatkan produktifitas para buruh. Dia berpendapat bahwa pemborosan sering terjadi dalam kegiatan produksi karena para pekerja banyak membuang waktu yang tidak sedikit akibat kinerja yang tidak efesien. Taylor juga merupakan seorang manajer dan penasihat perusahaan.
James A.F. Stoner dalam buku manajemen (1995:34) mengatakan bahwa Frederick W. taylor mendasarkan filosofinya dalam empat prinsip untuk mencapai efisiensi sebagai berikut :
1.    Pengembangan manajemen Ilmiah sebenarnya, jadi setiap metode terbaik untuk melaksanakan setiap tugas dapat ditentukan.
2.    Seleksi ilmiah para pekerja, sehingga para pekerja akan diberi tanggung jawab yang paling cocok dengan kemampuanya.
3.    Pendidikan dan pengembangan karyawan secara ilmiah.
4.    Kerjasama yang baik antar manajemen dan tenaga manajemen.
Taylor berpendapat bahwa untuk dapat sukses dengan prinsip ini memerlukan ‘revolusi mental yang lengkap” pada pihak manajemen dan tenaga kerja. Kdeua belah pihak jangan bertengkar mengenai lab, melainkan berusaha meningkatkan produksi. Dengan demikian dia percaya bahwa laba akan naik sampai mencapai titik yang menyebabkan tenaga kerja dan manajemen tidak perlu lagi berjuang untuk itu. Singkatnya Taylor percaya bahwa manajemen dan tenaga kerja memiliki kepentingan bersama dalam meningkatkan produktivitas.
Taylor mendasarkan sistem manajemen pada studi waktu lini produksi. Bukanya mendasarkan pada metode kerja tradisional. Dia menganalisis danmengukur waktu gerakan pekerja baja dari satu seri pekerjaan. Menggunakan studi waktu sebagai dasarnya, dia memecah setiap pekerjaanmenjadi komponen-komponennya dan mendesain metode tercepat dan paling baik untuk melaksanakan setiap komponen. Dengan cara ini dia menetapkan berapa banyak seorang pekerja harus mampu mengerjakan dengan peralatan dan material yang ada ditangan. Dia juga mendorong para majikan untuk membayar pekerja yang lebih produkstif dengan upah yang lebih tinggi dari pada yang lain, menggunakan tarif “yang tepat secara ilmiah” yang akan menguntungkan perusahaan maupun pekerja. Jadi para pekerja didorong untuk melewati standar prestasi kerjanya yang terdahulu untuk memperoleh upah yang lebih tinggi. Taylor menyebut dengan sistem tarip berbeda


Kontribusi teori manajemen ilmiah
Dalam perjalanannya perusahaan yang dijalankan oleh Taylor menghasilkan produk yang lebih cepat dari pada yang pernah dibayangkan oleh Taylor. “keajaiban” produksi ini hanya salah satu warisan dari manajemen ilmiah. Sebagai tambahan, bahwa teknik manajemen efesiensi ini telah diterapkan pada berbagai tugas dalam organisasi non industri, jasa makan siap sajisampai pelatihan untuk doklter bedah.
Keterbatasan teori manajemen ilmiah
James A.F. Stoner dalam buku manajemen (1995:34) mengatakan bahwa walaupun Taylor menyebabkan kenaikan dramatik dalam produktivitas dan upah yang lebih tinggi dalam sejumlah kasus, para peklerja dan serikat pekerja mulai menentang pendekatan taylor karena mereka takut bekerja lebih berat dan lebih cepat akan membuat lelah pekerjaan apapun, yang menyebabkan pekerja yang bersangkutan dirumahkan.
Lebih lanjut, sistem Taylor jelas berarti bahwa waktu amat penting. Para pengkritiknya menolak kondisi “mempercepat” yang diterapkan dengan tekanan secara berlebihan pada pekerja untuk berprestasi semakin lama semakin cepat. Penekanan pada produktivitas dan kalau diperluas, kemampuan menghasilkan laba membuat beberapa orang manajer mengeksploitasi perkeja dan pelanggan. Sebagai hasilnya, lebih banyak yang pekerja bergadbung dengan serikat pekerja dan dengan demikian memperkuat pola kecurigaan dan tidak mempercayai yang membayangi hubungan tenaga kerja-manajemen selama beberapa dekade.
2.   Konsep Manajemen Henry Fayol
Manajemen ilmiah memikirkan cara meningkatkan produktifitas kerja di pabrik dan individu pekerja. Sedangkan teori organisasi klasik menumbuhkan kebutuhan untuk menemukan pedoman pengelolaan organisasi kompleks. Teroi organisasi klasik di sampaikan oleh Henry Fayol (1841-1925) merupakan seorang industrialis yang berasal dari perancis. Ia melihat bahwa perusahaan tambang tempatnya berkarya nyaris mengalami kehancuran karena kekurang mampuan para manajer ketika menjadi manajer puncak, masalah manajerial menjadi prioritas utama (siagian, 1994:38).
Henry Fayol pada umumnya dikenal dengan penemu aliran manajemen klasik, ini bukan karena dia adalah orang pertama yang menemukan tingkah laku manajerial, namun karena dia orang pertama yang membuatnya menjadi sistematik. Fayol percaya bahwa praktek manajemen yang mantap mempunyai pola tertentu yang dapat diidentifikasi dan di analisis. Dari pemahan dasar ini dia membantu membuat rancangan untuk doktrin menajamen yang kompak, salah satu yang masih tetap memiliki kekuatan sampai saat ini.
Dengan keyakinannya dalam metode ilmiah, Fayol serupa dengan Taylor. Kalu Taylor pada dasarnya memikirkan fungsi organisasi, Fayol menitikberatkan pada total organisasi  dan memusatkan pada manajemen yang menurut dia merupakan hal yang paling diabaikan dalam operasi bisnis.

Dalam hal ini Fayol mengemukakan prinsip manajemen antara lain :
1.       Pembagian kerja
Semakin seorang menjadi spesialis,semakin efesien mereka dapat mengerjakan tugasnya. Lini perakitan modern dapat menjadi contoh dalam penerapan sistem ini.


2.       Wewenang
Manajer harus memberikan perintah sehingga tugas selesai. Walaupun wewenang formasl membernarkan mereka memberi perintah, manajer tidak selalu memaksa kepatuhan kecuali mereka juga mempunyai wewenang pribadi (seperti pengalaman yang relevan)
3.       Disiplin
Anggota dari organisasi perlu menghormati peraturan dan persetujuan yang mengatur organisasi. Bagi Fayol disiplin berasarl dari kepemimpinan yang baik pada semua tingkat dari organisasi, persetujuan yang adil,(seperti memberkali untuk menghargai prestasi superior), dan penerapan sanksi yang bijaksana bagi pelanggan
4.       Kesatuan Perintah
Setiap pekerja harus menerima instruksi hanya dari satu orang. Fayol percaya bahwa kalau seseorang karyawan menjadi bawahan dari beberapa orang manajer, akan terjadi konflik dalam instruksi dan kekacauan dari wewenang
5.       Kesatuan dalam Pengarahan
Operasi dalam organisasi yang mempunyai obyektif sama harus diarahkan hanya oelh seorang manajer menggunakan satu rencan. Misalnya departemen personalia dalam sebuah perusahaan tidak boleh mempunyai dua orang direktur, masing-masing dengan kebijakan pmerekrut yang berbeda.
6.       Kepentingan individual dibawah kepentingan umum
Dalam keadaan apapun kepentingan pribadi karyawan tidak boleh didahulukan dari kepentingan perusahaan.
7.       Balas jasa
Kompensasi untuk pekerjaan yang dilakukan harus adil bagi karyawan dan majikan.

8.       Sentralisasi
Mengurangi peraan bawahan dalam pembuatan keputusan adalah sentralisai, meningkatkan peranan mereka adalah desentralisasi. Fayol percaya bahwa manajer harus mempertahankan tanggung jawab akhir, tapi pada saat yang sama harus memberikan wewenang yang cukup kepada bawahanuntuk mengerjakan tugasnya dengan baik. Masalahnya adalah menemukan seberapa jauh sentralisasi dalam setiap kasus.

9.       Rantai scalar/garis wewenang/hirarki
Garis wewenang dalam sebuah organisasi (sekaranag seringkali digambarkan dengan rapi berupa kotak-kotak dan garis dari bagan organisasi) berjalan menurut peringkat dari manajemen puncak ke tingkat paling bawah dari perusahaan.
10.   Susunan
Material dan orang harus berbeda ditempat yang tepat pada waktu yang tepat. Orang, terutama harus pada pekerjaan atau posisi yang paling cocok baginya.
11.   Keadilan
Manajer harus bersahabat dan adil dengan bawahanya.
12.   Stabilitas staf organisasi
Banyaknya karyawan yang keluar mengungkapkan fungsi efisiensi dari sebuah organisasi.
13.   Inisiatif
Bawahan harus diberi kebebasan untuk memikirkan dan melaksanakan rencana mereka walaupun beberapa kesalahan mungkin terjadi.
14.   Semangat korps
Mempromosikan semangat tim akan memberikan rasa kesatuan pada organisasi. Bagi Fayol yang kecilpun harus membantu mengembangkan semangat. Dia menyarankan misalnya, penggunaan komunikasi verbal sebagai ganti dari komunikasi formal tertulis kalau mungkin

Dari 14 prinsip manajemen yang menurut Fayol “paling harus diterapkan”, karena sebelum Fayol para pakar pendapat bahwa manajer itu dilahirkan bukan dibentuk, tapi Fayol mengajarkan bahwa manajemen adalah suatu ketrampilan seperti yang lain, sesuatu yang yang dapat diajarkan kalau prinsip dasarnya dipahami.